STRUKTUR MAKROSKOPIS PADA KAYU
Faktor dalam dari kayu yang berhubungan dengan proses pengeringan dapat dibedakan atas sifat anatomi (struktur makroskopis dan mikroskopis), sifat fisis, dan kandungan kimiawi kayu. Ketiganya sangat berpengaruh terhadap laju dan kualitas pengeringan, Berikut penjelasan mengenai beberapa struktur makroskopis dari kayu.
- Kayu Gubal (Sapwood) Dan Kayu Teras (Heartwood)
Bagian gubal adalah massa kayu yang terletak di bagian
batang yang lebih dekat ke arah kulit, sedangkan bagian teras lebih dekat ke
empulur (Gambar 1). Sel-sel penyusun bagian gubal masih hidup, sedangkan
penyusun bagian teras sudah mati. Itulah sebabnya bagian teras pada umumnya
lebih gelap karena mengandung zat ekstraktif seperti tanin, minyak, dan
beberapa senyawa lain yang lebih banyak dibandingkan di bagian gubal. Kandungan
zat ekstraktif tersebut mempengaruhi keawetan, warna, dan beberapa sifat
tertentu dari suatu jenis kayu. Selain hal tersebut, zat ekstraktif menurunkan
permeabilitas kayu, sehingga proses pengeringan bagian kayu teras akan lebih
lambat dibandingkan bagian gubalnya. (Basri et al. 2018)
Terkait dengan gubal dan teras, dalam pengeringan kayu yang terpenting adalah sortimen yang dikeringkan harus seragam, baik dalam satu tumpukan, maupun dalam selembar sortimen. Satu tumpukan sortimen maupun selembar papan yang hanya berasal dari bagian gubal atau bagian teras akan lebih mudah dikeringkan dibandingkan dengan tumpukan dan selembar papan dengan ukuran yang sama namun berisi gabungan antara gubal dan teras.
- Mata Kayu
Mata kayu terbentuk
pada setiap batang pohon yang bercabang. Apabila cabang tersebut hidup saat
ditebang maka akan membentuk mata kayu terikat (tight knots) [Gambar 2a],
sedangkan apabila mati akan membentuk mata kayu longgar (loose knots) [Gambar 2b]. Mata kayu akan berbentuk lancip (spike knot) pada papan tangensial dan bulat
(round knot) pada papan radial. Dalam proses pengeringan mata kayu terikat akan
pecah, sedangkan mata kayu longgar akan lepas dari kayu.
- Arat Serat
Arah serat kayu beragam. Arah serat sangat mempengaruhi proses pengeringan, khususnya kecepatan pengeringan dan besar susut yang terjadi. Kayu yang berserat lurus (straight grain) lebih mudah dikeringkan dibandingkan dengan kayu yang berserat miring (cross grain), berpadu (interlocked grain), dan atau terpilin (spiral grain) karena keluarnya air sejajar arah sumbu batang. Menurut Perre´ & Keey (2014), arah keluarnya air bisa sejajar sumbu batang (longitudinal), bisa pula sejajar arah memanjang sel jari-jari kayu (radial), atau tegak lurus arah memanjang jarijari kayu (tangensial). Besarnya susut arah longitudinal pada kayu normal sangat kecil dan secara teknis dapat diabaikan, sedangkan susut arah tangensialnya lebih besar daripada susut arah radial. Besar susut tangensial dapat mencapai 2 sampai 3 kali susut arah radial. ((Basri et al. 2018).
DAFTAR PUSTAKA
A.R.BO.LOR. 2007.
“Fundamentals of Wood Drying.”
Basri, Efrida, Karnita
Yuniarti, Imam Wahyudi, and Rohmah Pari. 2018. Teknologi Pengeringan Kayu.
Komentar
Posting Komentar